WAKATOBI, SIBERTIMUR.COM- Ratusan anak-anak di pulau Kaledupa mengikuti pesta adat karia’a yang di selenggarakan oleh Barata Kahedupa, Sabtu (16/9/2023)
Pesta adat karia’a ini merupakan rangkaian acara Hari Ulang Tahun (HUT) Barata Kahedupa ke 763, yang dirayakan setiap tanggal 7 Agustus.
Pesta adat ini dihadiri oleh Wakil Bupati Wakatobi Ilmiati Daud, Ketua DPRD Wakatobi Hamiruddin, Wakil Ketua DPRD Wakatobi La Ode Nasrullah, dan beberapa anggota DPRD dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemda Wakatobi.
Lakina Barata Kehedupa La Ode Saidi mengatakan, peserta adat karia’a tahun ini mendapatkan sambutan hangat dari seluruh masyarakat Kaledupa, termaksud yang ada di rantau.
“Mereka (masyarakat Kaledupa di rantau) sengaja kembali atau mudik, sekadar hanya ingin merayakan sekaligus menyaksikan pesta adat yang akbar ini” kata La Ode Saidi saat membawakan sambutan
Pesta adat ini dilaksanakan setiap tahun secara bergilir atau bergantian antara kecamatan Kaledupa dan Kaledupa selatan.
“Terima kasih atas kerjasama dan kerja keras yang baik dari seluruh perangkat sarah Barata Kahedupa, bersama pemerintah dari kedua kecamatan sehingga acara ini dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya. Ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Kaledupa terutama seluruh Kepala desa dan Lurah yang telah membantu kami baik moral maupun materinya,” ungkapnya
Ketua DPRD kabupaten Wakatobi Hamiruddin mengapresiasi, pesta adat karia’a yang di selenggarakan oleh Barata Kahedupa ini.
“Kita mengapresiasi penyelenggaraan pesta adat ini, karena diinisiasi oleh masyarakat adat Barata Kahedupa sendiri. Artinya masyarakat kita masih menjaga dan melestarikan tradisi yang diturunkan oleh leluhurnya kita,” ungkap Hamiruddin
Hamiruddin menerankan, adat dan tradisi seperti ini harus terus di lestarikan dan diwariskan ke generasi penerus.
Ia meminta, agar Pemda Wakatobi bisa ikut berkontribusi dalam acara adat seperti ini.
“Sudah sepatutnya pemerintah mensupport dan berkontribusi secara langsung dalam acara adat seperti ini, agar bisa terus lestari tradisi kita,” terangnya
Sebagai daerah wisata, Hamiruddin mengajak masyarakat Kahedupa, untuk menjadikan karia’a sebagai ajang mempererat hubungan antara satu dengan yang lainnya.
“Kepada seluruh tokoh adat dan tokoh masyarakat Kahedupa, saya ingin memberikan apresiasi yang tulus, sekaligus mengajak untuk selalu berperan aktif sebagai pilar dalam menjaga kelestarian nilai-nilai luhur budaya Kahedupa.” Terangnya
Ia berharap dengan terjaganya tradisi seperti ini, dapat menjadi filter dalam menjaga buda asing yang akan masuk ke Wakatobi.
Pelaksanaan pesta adat karia’a ini dilaksanakan selama 40 hari yang dimulai dari prosesi te hengkede’a, te puge’a, lafati’a nu bura, lafati’a nu te’e, te sombo’a, te hekasuba’a, te hennauka nu moane (laki-laki), te hennauka’a nu fofine (perempuan), porimbi-rimbi’a dan di akhiri dengan presesi te hebangka-bangka’a di pulau Hoga.
Puncak kemeriahan dari pesta adat karia’a adalah prosesi hennauka nu moane dan hennauka nu fofine. Prosesi ini dilaksanakan selama dua hari berturut-turut. Pada prosesi adat ini ditandai dengan arak-arakan henangkara moane dan henangkara fofine yang di ikuti oleh peserta karia’a lainnya.
Dalam pesta adat karia’a ini dilakukan khitanan (sunatan), dan aqiqah massal, serta prosesi adat helanda futa dimana peserta karia’a fofine akan menginjakkan kakinya pertama kali di tanah setelah di sombo (dipingit).