WAKATOBI, SIBERTIMUR.COM- Sudah sekitar sebulan harga beras di kabupaten Wakatobi melambung naik namun belum dapat terkendali oleh Pemerintah pusat maupun Pemerintah daerah (Pemda) Wakatobi.
Kenaikan harga besar di Wakatobi mencapai 15 persen atau dari Rp 610 ribu naik menjadi Rp 700 ribu perkarung 50 kilogram (beras medium). Harga perkilogram di pasar jual sebesar Rp 15 ribu untuk medium dan Rp 18 ribu untuk premium.
Kenaikan harga beras di tengah lesunya ekonomi ini membuat masyarakat resah.
Salah seorang warga Mandati III kecamatan Wangi-wangi selatan Yani mengatakan, kenaikan beras ini membuat ekonomi masyarakat makin susah.
Ia berharap, ada langkah kongkrit yang di ambil oleh pemerintah pusat mau Pemda Wakatobi agar harga besar bisa kembali normal.
“Kita harap pemerintah bisa segera mencari solusi atas tingginya harga beras ini,” harapnya
Kepala Dinas perindustrian dan perdagangan (Perindag) Wakatobi Safiudin mengungkapkan, kenaikan beras ini terjadi secara nasional karena kemarau panjang yang mengakibatkan petani gagal panen.
Kebutuhan beras di Wakatobi seluruhnya di suplai dari luar daerah diantaranya dari Konawe, Makassar, dan pulau Jawa.
“Biasanya kita memanfaatkan angkutan kapal toll laut untuk mengangkut beras (dari Jawa), namun rutenya satu bulan sekali,” katanya Rabu (14/10/2023)
Ia menjelaskan, beberapa langkah yang telah di ambil oleh Disperindag seperti berkomunikasi dangan Dinas ketahanan pangan, dan Dinas pertanian Wakatobi. “Dinas ketahanan pangan susah menyalurkan bantuan beras,” ungkapnya
Menurutnya, saat ini stok beras di Bulog masih tersedia, namun sistim pemasarannya melalui agen-agen mereka.
Jika harga beras sudah tidak terkendali lagi maka, Disperindag akan menggandeng Bulog untuk melakukan operasi pesar.
“Saat ini juga kami masih punya anggaran untuk program pasar murah yang rencana dilakukan akhir Oktober atau November nanti,” terangnya
Untuk jangka panjang, pihaknya berencana akan melakukan MoU dengan kabupaten Konawe untuk menunjang ketersediaan beras di Wakatobi.